Subscribe:

Ads 468x60px

Translate

buaya untuk blogger

Selasa, 30 Oktober 2012

UmmatiPress

Your RSS feed from RSSFWD.com. Update your RSS subscription
RSSFWD

UmmatiPress

Berita Fakta Inspirasional Islam, Untuk Inspirasi Mencari Kebenaran

Isu-isu Dakwah Kaum Sempalan Penyebab Fitnah dan Keresahan Ummat Islam
11:42:43 AMUmmati

Yahudi di balik Perpecahan dan FitnahANALISA KEMUNGKINAN-KEMUNGKINAN PENYEBAB KERESAHAN DAN FITNAH PERPECAHAN

 

Oleh: Abu Hilya


Diantara kemungkinan-kemungkinan penyebab terjadinya fitnah :

1. LEPASNYA KAUM AWAM DARI MATA RANTAI MADZHAB

Upaya memahamkan ummat Islam terhadap al qur'an dan As Sunnah adalah upaya yang mulia, namun ketika melepaskan kaum awam dari mata rantai madzhab dan para ulama yang notabene adalah tali penyambung bagi kaum awam untuk memahami agama, serta membebaskan mereka untuk mengiterpretasikan al qur'an dan as sunnah tanpa sarana yang memadahi dengan hanya bermodalkan terjemah, ibarat melepaskan orang buta ditengah hutan belantara dalam gelapnya malam tanpa adanya pemandu. Akibatnya tabrak sana tabrak sini tak terhindarkan.

Kenyataan ini melahirkan sikap-sikap yang menghawatirkan :

- Merasa pendapatnya paling sesuai dengan al qur'an dan as sunnah, karena merasa mengambil langsung dari al qur'an atau as sunnah. Padahal jika mau jujur yang tepat adalah "pandapatnya sesuai dengan al qur'an dan atau as sunnah, berdasar pemahaman guru atau ustadznya".

 
- Adanya anggapan bahwa al qur'an dan as sunnah dapat difahami dengan mudah dengan hanya bermodalkan terjemah.

 
- Menganggap para pengikut madzhab berada dalam kesalahan karena "taqlid", disaat yang sama untuk urusn terjemahan saja "ngekor" (ngikuti terjemah orang lain, dan tidak memiliki sarana menganalisa terjemah berupa dasar-dasar gramatika arab dan kelengkapannya).

 
- Sikap mudah menilai sebuah hadits, tanpa dasar-dasar ilmu ushulil hadits dan sejenisnya, akibat dari sikap ini menolak mentah-mentah hadits-hadits yang di stempel "dhoi'f" oleh ulama tertentu, tanpa memperhatikan penilaian ulama lain tentang hadits tsb.

 
- Mengalami kebuntuhan ketika mendapati nash-nash yang dzahirnya "mukholafah" (berselisih) atau "ta'arudh" (bertentangan), kebuntuhan ini memaksa menta'wil yang satu dengan menetapkan yang lain, sebuah upaya yang sebelumnya ditolak oleh mereka sendiri (ta'wil).

 
- Menuntut orang awam untuk melepaskan diri dari mata rantai madzahib, dengan tanpa sadar memaksa mereka (orang awam) mengikuti metodenya dalam memahami nash. Hal ini sama artinya dengan memaksa orang lain untuk melepaskan madzhab yang dianut dan beralih mengikuti madzhab yang dibangunnya.

 
- Dll

2. DAKWAH DENGAN CARA DOKTRIN

Metode dakwah yang Dogmatif  (menguatkan pembenaran dengan cara menyalahkan pendapat orang lain) tidaklah sepenuhnya salah, akan tetapi ketika metode tersebut dituangkan ke dalam masalah-masalah "Khilafiyyah Furu'iyyah" justru berakibat saling menyalahkan, menyesatkan, bahkan saling mengkafirkan dst….

Di antara kelemahan metode ini ketika diterapkan pada perkara-perkara "Furu'iyyah" yang memang keluasannya memberikan ruang untuk terjadinya Khilaf (perbedaan pendapat) memiliki dampak negatif sbb:

a. Mematikan daya kritis para pelajar atau orang-orang yang menerima dakwa tsb, dengan akibat minimal mengurangi keinginan untuk mendalamai sebuah fatwa atau konten dakwah dengan lebih dalam dan luas. Dalam kasus ini dapat kita ambil satu perkara sebagai contoh :

Doktrin Tentang Sesatnya Tradisi Kenduri Kematian atau Tahlilan

Ketika doktrin dalam masalah tsb disampaikan, terlebih dibarengi berhujjah dengan kitab-kitab Syafi'iyyah semisal I'anah At Tholibin, Fatawi Ibni Hajar dll, sungguh telah mematikan daya kritis para penerima dogma tsb setidaknya dalam hal-hal yang semestinya terfikir oleh mereka, diantaranya:

Tidak terfikir oleh mereka (para penerima Dogma tsb) untuk memprtanyakan beberapa hal:

- Mungkinkah para Ulama (kiyai) se Indonesia (khususnya dari kalangan ASWAJA) dari generasi ke generasi belum mengetahui kitab-kitab tsb? Atau yang mengerti kitab-kitab tsb hanya sedikit jumlahnya hingga suaranya (pendapatnya) tidak didengar?

 
- Mungkinkah para Ulama (kiyai) se Indonesia (khususnya dari kalangan ASWAJA) dari generasi ke generasi telah bersepakat untuk menyesatkan ummat Islam?

 
- Lantas jika hal tersebut memang benar-benar munkar dan sesat, atas dasar apa mereka (para ulama) diam?

Pertanyaan-pertanyaan kritis seperti diatas akan meghasilkan setidaknya dua hal:

- Bagi yang memiliki dasar-dasar keilmuan akan mengkaji kembali perkara-perkara yang menjadi konten dogma dengan merujuk ke sumber-sumber kitab sebagaimana dimaksud dan juga kitab-kitab yang lain.

 
- Bagi yang kurang atau belum memiliki dasar-dasar keilmuan akan melakukan "TABAAYUN" (klarifikasi) kepada para kiyai yang membidangi kitab-kitab tsb.

 

 

b. Menumbuhkan rasa takut untuk tidak spendapat

 
c. Melahirkan pemahaman "bahwa isi atau konten dogma adalah kebenaran mutlak" sehingga tumbuh anggapan siapapun yang tidak sefaham dengan dogma tsb "harus salah" apapun hujjahnya. Sehingga menutup rapat-rapat khilafiyyah yang sesungguhnya adalah rahmat bagi ummat Islam, sepanjang tidak menyalahi dalil-dalil agama.

 
d. Meningkatkan semangat "Menyalahkan" terhadap orang lain yang tidak sefaham. Terlebih bagi kalangan muda yang dalam masa-masa "Tafaakhur" (masa-masa ingin membuktikan eksistensi diri).

3. ORANG-ORANG AWAM YANG TIDAK MEMILIKI KAPASITAS IKUT AMBIL BAGIAN UNTUK BERFATWA

Dalam hal ini penulis tidak perlu menjelaskan dampak negatif dari kenyataan tersebut, mengingat sebodoh-bodoh ummat Islam yang berakal pasti merasakan dampak negatif yang terjadi ketika kaum awam menghakimi amalan orang lain. Tetapi yang paling jelas akibatnya adalah terjadinya fitnah, baik terhadap kaum muslimin maupun ajaran Islam itu sendiri.

4. SIKAP YANG KURANG TEPAT DALAM MENSIKAPI FATWA

Ketahuilah bahwa fatwa-fatwa yang dikeluarkan oleh seorang ulama secara personal (tentunya yang memiliki kapasitas untuk berfatwa) maupun yang tergabung dalam Badan atau Lembaga yang memiliki otoritas untuk mengeluarkan fatwa, semisal MUI, LBM NU, atau sejenisnya, sejauh yang diketahui penulis terbagi menjadi dua, dilihat dari konten fatwa tsb:

a. Fatwa yang berkaitan dengan perkara-perkara yang masuk kategori Ma'lumun Min ad Diin Bid Dhoruroh (perkara-perkara yang semestinya diketahui seluruh ummat Islam dan telah disepakati sejak masa Rosululloh saw hingga sekarang) seperti tentang Ke-Esa-an Alloh, kerasulan Nabi Muhammad dan keberadaannya sebagai Rosul terakhir, wajibnya sholat lima waktu dll.
Contoh: fatwa tentang "Sesatnya kelompok yang menganggap adanya nabi setelah Nabi Muhammad saw," atau tentang "Sesatnya kelompok /aliran yang menganggap tidak wajibnya sholat lima waktu" dll. Terhadap fatwa-fatwa semacam ini semestinya ummat islam wajib menerima dan tidak boleh mengingkarinya.

b. Fatwa yang berkaitan dengan masalah-masalah Furu'iyyah. Contoh fatwa tentang "Hukum Merokok" atau tentang "Meluruskan arah kiblat untuk masjid atau musholla yang dianggap kiblatnya kurang lurus" dan sejenisnya. Terhadap fatwa jenis ini setidaknya terdapat dua sikap dilihat dari penerima fatwa :

- Bagi mereka yang mengetahui adanya pendapat lain yang berbeda dan tentunya yang memiliki hujjah syar'iy, boleh menerima dan boleh memilih pendapat yang lain. Namun jika ia menerima fatwa tsb, tidak dibenarkan untuk menghukumi pendapat orang lain yang menolak yang sama-sama berlandas hujjah syar'iy.

 
- Bagi yang tidak mengetahui atau belum mengetahui sumber hukum atas perkara yang menjadi konten fatwa tsb selain dari fatwa tsb, atau bagi mereka yang hanya mengetahui hujjah yang sama dengan produk fatwa tsb, maka semestinya menerima fatwa tsb, dan tidak layak baginya menolak fatwa tsb karena hanya itulah sumber hukum yang diketahui atas masalah tsb.

5. Dan Lain-Lain

Sebab-sebab timbulnya fitnah dan perpecahan Ummat yang telah dikemukakan di atas kesemuanya adalah hasil dari campur-tangan Yahudi demi suksesnya tujuan mereka memecah-belah Ummat Islam.

Wallohu A'lam, semoga bermanfaat.



RSSFWD - From RSS to Inbox
3600 O'Donnell Street, Suite 200, Baltimore, MD 21224. (410) 230-0061
WhatCounts

0 komentar:

Posting Komentar

buaya maya